Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Dialog (di balik) Hujan

Gambar
Ilustrasi, Sumber: http://media.en.hawzahnews.com/Original/1395/08/18/IMG11273548.jpg Pukul 14.15, awan hitam berarak, perlahan butir-butir air langit tumpah ke bumi. Kaki-kaki manusia berlari mencari atap-atap untuk berteduh. Di bawah halte biru, gadis dengan rok hitam dan kemeja putih sedang berdiri. Tangan mungilnya menegadah, menanti tiap rintik hujan membasahi garis-garis tangannya. Ia begitu senang, hujan kali ini mewakili senangnya. Seakan Tuhan turut merayakan kebagahiaannya dengan menurunkan hujan. “Terima kasih untuk segala keberuntungan yang Engkau tetapkan.”  Dari binar matanya, perasaaanya tergambar begitu jelas. Baginya, saat-saat yang paling indah ialah ketika hujan turun. Saat itulah setiap doa kian dekat dengan Tuhan. Saat hujan pulalah, tangis tak akan terdengar. Di saat itu pula, rindu kian kelabu, kenangan takbisa tenang, dan hati takingin mati. Jika senja diartikan  dalam bait-bait suka maupun duka, dan fajar diartikan sebagai pengharapan untuk har...

Cerpen

Sore itu di kala senja, di kala langit mulai memudarkan cahayanya, kami duduk di tepi danau. Di tepi paling sunyi, kami meraba-raba takdir. Aku dan Anang duduk terdiam, bukan melamun, tapi gamang. Bukan kunang-kunang di kepalaku, bukan pula kenang-kenangan. Seperti cerpen, tak seru jika menebaknya sedari awal. Kutulis seganjil mungkin, agar Anang bisa menggenapinya, dan pembaca bisa melihatnya secara utuh.   “Aku bingung harus seperti apa selanjutnya, Ini terlalu sulit, Nang,” kataku dengan nada lirih. Tak ada harapan selain pengertian. Anang bergeming, ia hanya memusatkan pandangan ke danau. Dengan hempasan nafas yang panjang, ia mencoba mengutarakan isi kepalanya. “Seperti halnya keberuntungan, kau tak boleh memaksakan kemampuanmu,”  katanya seperti seorang Ayah yang sedang memberi petuah kepada putrinya. Nada suaranya menenangkan, tapi perkataannya mencengangkan. “Melihatlah ke dunia yang lebih luas, jangan terpaku. Jika bukan denganku, kaubisa dengan yang lain.” Kata bi...

Kembali...

Setahun telah berlalu, Amanda berusaha menghapus Fattah. Fattah yang membuatnya patah, kini hanya dianggapnya seperti patahan kisah. Kisah yang harus ia patahkan dan benamkan. Fattah, namanya kini berdampingan dengan masa lalu. Mengahapus Fattah berarti membalikan keadaan ke titik awal. “Kembali... Ketitik awal, canggung dan tak peduli Hanya diam sebagai penghubung Bukan kontrol F Kontrol A, Manda Hapus” (Amanda Blog) *** Hujan tak melulu tentang kesedihan, hujan bisa jadi perayaan pelepasan kepada ia yang pernah ada, kepada Fattah yang telah enyah. Hujan dan kopi, dan Amanda yang mencoba menghapus sedih. Di sudut kafe, ia menyeruput kopi dengan mata yang meraba-raba masa depan. Akan seperti apa ia tanpa harapan semu lagi. Di tengah perayaannya, seseorang datang dan meminta tolong kepadanya untuk meminjam chargernya. “mba bisa pinjam chargernya,” tanya pria itu dengan sedikit canggung. “oh iya,” Amanda melanjutkan perenungannya. Kepada kopi dan hujan, ia mele...

Hidup

Mungkin ini pembelaan bisa juga alibi. Jangan terlalu serius, aku hanya ingin mengisi blogku yang sebulan lebih sepuluh hari tak terjamah. Hidup adalah tentang kenyamanan, yang kulakukan, yang kutuju adalah kenyamanan. Jika sesuatu itu membuatku nyaman maka, niscaya akan kulakukan dan kutuju. Jika tak sesuai dengan konstruksi ideal mata-mata penghakim, apa boleh buat, toh inilah yang membuatku nyaman. Aku tak ingin berikrar, tapi hanya ingin bercerita tanpa bermaksud mencari pembenaran. Pernah tak terbiasa, pernah mencoba terbiasa, pada akhirnya tak terbiasa. Sederhana, kupahami hidup sebatas seberapa kecil aku berbuat salah. Tuhan hadir di balik kebaikan-kebaikan hambanya. Iblis ada di balik keburukan-keburukan. Bisa   jadi itu salah, bisa pula itu benar, satu yang pasti ada kenyamanan dalam kesederhanaan tersebut. Dahulu, jika aku menginginkan sesuatu akan kupuja Ia dengan rapalan doa. Kini, cukup sederhana, apa yang kutabur, itu yang kutuai. Sekecil apapun keb...

Kepada Kata

Kepada kata yang urung terucap Kepada rasa yang tak sempat terjawab Kepada kamu yang membuatku gugup Aku siap menutupnya dengan rapat Hingga kubosan menceritakannya dengan bait Sampai jarak tak lebih dari spasi Kepada kata yang tak mesti sampai Kepada rasa yang mungkin mati Kepada kamu yang masih di hati Ada kisah tentangku, denganmu Yang belum usai Tentang merindu sendiri Tentang bahagia di dekatmu Tentangmu yang datang Tidak dengan harapan Kepada kata tak beriak Kepada rasa yang berarak Kepada sajak yang kian berjarak Kepada kamu yang membuatku ingin berteriak Akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk Aku cuma menulis sajak.

Tommy J. Pisa; Masih Seperti yang Dulu

Gambar
Tommy J. Pisa, sumber: google.co.id          Tommy j. Pisa penyanyi lawas tersebut, hari ini jadi bintang tamu di acara Golden Memories. Meski rambutnya mulai memutih dan kerutan di wajahnya kian nampak, tapi suaranya masih emas. Menyaksikan beliau hari ini, membawa saya ke memori masa lalu. Di mana saya begitu akrab dengan lagu-lagu jadul, termasuk lagu beliau. Orang akan menyebut nama Rinto Harahap, Obbie Messakh atau Pance Pondaag jika ditanya siapa penyanyi pria jadul yang mereka tahu. Ketika saya bertanya ke Bapak, tentang penyanyi-penyanyi jadul, dia menyebutkan God Bless, Panbers, dan Gombloh. Ketika saya bertanya mengenai Tommy J. Pisa. Beliau mengernyit, dan cuma berkata kalau beliau tidak terlalu familliar dengan Tommy J. Pisa. Saya heran, secara saya yang saja tahu dan berasa akrab dengan lagu Tommy J. Pisa. Gak heran kalau Bapak saya tidak bisa bercerita banyak tentang idolaku itu. Dia bisa bercerita betapa ‘radio’ sangat terkenal di jamannya, t...

Teori Kewenangan

Menurut Aminuddin Ilmar, [1] dalam literatur hukum administrasi dijelaskan bahwa istilah wewenang seringkali disepadankan dengan istilah kekuasaan. Padahal istilah kekuasaan tidaklah identik dengan istilah wewenang. Kata wewenang berasal dari kata authority (Inggris) dan gezag (Belanda). Sedangkan istilah kekuasaan berasal dari kata power (Inggris) dan macht (Belanda). Dari kedua istilah tersebut jelas tersimpul perbedaan makna dan pengertian sehingga dalam penempatan kedua istilah tersebut haruslah dilakukan secara cermat dan hati-hati. Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan ( macht ). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichten) . Dalam kaitan dengan otoda, hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri ( zelfregelen ) dan mengelola sendiri (zelfbesturen), sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelen...

Titik

Selalu ada yang tak selesai  Seperti kata yang tak ingin mati  Kububuhkan koma di setiap suratku  Agar kau tahu bahwa tak sampai disitu  Seperti ombak yang seenaknya saja  Kataku juga begitu  Kupungut semauku saja  Tapi tenang, ia tak akan pernah jadi pedang  Ia ‘kan jadi gadis malang yang memungut ingatanmu  “kemana pun dan dimana pun kamu, jangan lupa menulis,” katamu Karena katamu, tidurku tak lagi nyenyak  Sepanjang malam kusibuk memungut kata  Tak pernah cukup, tak pernah habis  Kukirim surat padamu, “Ajari aku mencukupkan kata,” mohonku “bubuhkan titik,” balasmu .

Setara...

Seringkali jika kita berbicara mengenai kesetaraan gender, maka beberapa orang mungkin akan langsung protes, dengan alasan perempuan dan pria ditakdirkan berbeda. Ya, secara fisik, perempuan dan pria memang berbeda, dan tidak akan pernah sama. Gender adalah pembedaan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya yang sifatnya tidak tetap dan dapat dipelajari, serta dapat dipertukarkan menurut waktu, tempat, dan budaya tertentu dari satu jenis kelamin ke jenis kelamin lainnya . begitulah kira-kira pengertian gender yang mungkin masih asing bagi kita. Nah, jika kita berbicara mengenai kesetaraan gender, maka setara yang perempuan perjuangkan di sini adalah setara dalam konstruksi sosial, bukan kesetaraan dalam hal fisik, bukan. Jadi ketika kamu, berbicara kesetaraan gender dan teman priamu berkata   “kalau setara, kencing berdiri moko” atau “kalau setara, angkat mi pale itu galon”. Okay, itulah contoh ignorant statement ya...