Hidup

Mungkin ini pembelaan bisa juga alibi. Jangan terlalu serius, aku hanya ingin mengisi blogku yang sebulan lebih sepuluh hari tak terjamah.

Hidup adalah tentang kenyamanan, yang kulakukan, yang kutuju adalah kenyamanan. Jika sesuatu itu membuatku nyaman maka, niscaya akan kulakukan dan kutuju. Jika tak sesuai dengan konstruksi ideal mata-mata penghakim, apa boleh buat, toh inilah yang membuatku nyaman. Aku tak ingin berikrar, tapi hanya ingin bercerita tanpa bermaksud mencari pembenaran.

Pernah tak terbiasa, pernah mencoba terbiasa, pada akhirnya tak terbiasa. Sederhana, kupahami hidup sebatas seberapa kecil aku berbuat salah. Tuhan hadir di balik kebaikan-kebaikan hambanya. Iblis ada di balik keburukan-keburukan. Bisa  jadi itu salah, bisa pula itu benar, satu yang pasti ada kenyamanan dalam kesederhanaan tersebut.

Dahulu, jika aku menginginkan sesuatu akan kupuja Ia dengan rapalan doa. Kini, cukup sederhana, apa yang kutabur, itu yang kutuai. Sekecil apapun kebaikan, akan berbalik kepada pelakunya. Aku tak mencibir kepada mereka yang terlihat benar atau kepada mereka yang menggugat itu. Asal tak saling mengolok dan menganggu, kembali kepada diri sendiri. intinya adalah kenyamanan. Jika nyaman dan tak mengganggu kenyamanan orang lain, tak ada yang harus diperdebatkan.

Pernah suatu waktu kugugat cara sederhana ini. Tanpa tuju, pikirku. Kupercaya ada yang lebih besar, kucoba menuju-Nya tidak  dengan cara yang telah disepakati benar. Kutuju, --katakanlah itu tanpa berilmu— dengan caraku, dengan pertimbangan-pertimbangan. Ya, hidup selalu tentang menimbang dan menimbang dan akan lebih berat di sisi mana yang lebih menguntungkan si penimbang.

Entah akan bertahan selama apa cara sederhana ini. Cara lain mungkin belum kutuju, tapi apa yang mesti kucari, jika sudah kutemui jalan yang membuatku nyaman menelusuri hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tommy J. Pisa; Masih Seperti yang Dulu

Teori Kewenangan

Dialog (di balik) Hujan