Senjakala

April, kali terakhir kau menikmati senja
Senja tak lagi menarik, katamu
Ia tak lebih dari gambaran pilu
Semuanya luluh, luruh, sebutmu lirih
Marahmu berlabuh bersama senja kala itu
Di bawah jingganya, kau luapkan sedih
Mengapa langit membisu? Teriakmu
Kau marah, hingga lupa merapal doa
Kau terlampau sedih, hingga lupa
Bahwa esok masih 24 jam
Meski semua tak baik-baik saja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tommy J. Pisa; Masih Seperti yang Dulu

Teori Kewenangan

Dialog (di balik) Hujan