Pantai Terakhir
Bagaimana seandainya ini pantai terakhir yang kita kunjungi?” “Kenapa begitu?” Perjalanan kali ini terasa berbeda. Sangat menyenangkan. Kutatap raut wajahnya di balik kaca spion. Matanya fokus menyusuri jalan panjang menuju pantai yang tak pernah kami kunjungi sebelumnya. “ini kali pertama aku pergi sejauh ini berdua dengan orang yang baru beberapa bulan kukenal,” gumamku. Mendengarnya bercerita sepanjang jalan, membuatku termenung. Ia selalu antusias menceritakan apa saja. Ia hampir tak pernah mengeluh. Satu-satunya keluhan yang pernah kudengar ketika kucingnya hilang. “mau menangis, rasanya,” katanya sepanjang jalan kala itu. Aku pun hanya bisa tertawa mendengarnya. Pria yang sangat serius ketika mengkritisi pemerintah bisa juga bersedih karena kucing. Mengenalnya, membuatku berhenti meminta untuk dijauhkan dari orang yang tak baik. Jika dengannya adalah keliru, aku ingin diberi waktu sedikit lebih lama untuk menyadari kekeliruan itu...