Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Pantai Terakhir

Gambar
  Bagaimana seandainya ini pantai terakhir yang kita kunjungi?” “Kenapa begitu?” Perjalanan kali ini terasa berbeda. Sangat menyenangkan.   Kutatap raut wajahnya di balik kaca spion.   Matanya fokus menyusuri jalan panjang menuju pantai yang tak pernah kami kunjungi sebelumnya. “ini kali pertama aku pergi sejauh ini berdua dengan orang yang baru beberapa bulan kukenal,” gumamku. Mendengarnya bercerita sepanjang jalan,   membuatku termenung. Ia selalu antusias menceritakan apa saja. Ia hampir tak pernah mengeluh. Satu-satunya keluhan yang pernah kudengar ketika kucingnya hilang. “mau menangis, rasanya,” katanya sepanjang jalan kala itu. Aku pun hanya bisa tertawa mendengarnya. Pria   yang sangat serius ketika mengkritisi pemerintah bisa juga bersedih karena kucing. Mengenalnya, membuatku berhenti meminta   untuk dijauhkan dari orang yang tak baik. Jika dengannya adalah keliru, aku ingin diberi waktu sedikit lebih lama untuk menyadari kekeliruan itu...
Sajak Rindu kutitip rindu pada rentang waktu jika tak menjelma jadi sajak biarkan ia memberi jejak pada jarak kelak, engkau 'kan tahu  betapa sulitnya tegak  kala raga berjarak
Gambar
                                                                                               Pendam canggung, kata urung terucap biarkan pendam tak jadi dendam lebih baik diam daripada kian kelam kehilangan tak selalu berarti tiada setelahnya, mungkin ada ruang untuk bertumbuh
 jangan pernah berhenti melangkah tak peduli banyak ragu kepadamu meski terbata, kau tak boleh patah karena kata di sana, ciptalah banyak tawa
Gambar
Selamat Jalan Kekasih Sore itu, di tengah rintik hujan, kuayunkan langkah kaki menujunya. “Dimana?” “Di tempat biasa,” katanya. setelah sekian lama tak bersua, ia memintaku menemuinya. berkali-kali ia menelpon dan mengirimkan pesan kepadaku untuk memastikan bahwa aku akan menemuinya. aku bahkan harus meninggalkan acara penting lebih awal karena teleponnya. Entah apa yang ada di benaknya, sehingga ia memberanikan diri menelponku, setelah berbulan-bulan tak menyapaku. Dia memang seberani ini. Keberaniannya terkadang membuatku tak habis pikir. Namun, itulah yang selalu menjadi awal mula tegur sapa ketika kami sedang tidak dalam keadaan bersahabat. Aku berlari kecil masuk ke dalam cafe itu. Ia terduduk dan diam. segelas Matcha Latte di hadapannya, minuman favoritnya. Ia akan selalu memesan itu, bahkan ia pernah memintanya padaku untuk dibelikan ketika sedang dalam perjalanan melewati rumahnya. aku tak sempat membelikannya saat itu, karena ia terlambat memberitahuku, dan itu membuatnya mara...