Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tak Ada Fajar Hari Ini

Gambar
Di serambi rumahnya, Alia duduk menanti fajar. Ia begitu menyukainya. Seberkas demi seberkas cahaya tak ingin ia lewatkan. “Di sana ada pengharapan,” kata gadis berambut panjang tersebut. Hidupnya tak pernah lepas dari pengharapan. Seakan matahari berhenti bersinar, bila ia alpa berharap. “Tidak ada fajar hari ini, Alia,” kata ibunya. “Aku akan menunggu Bu. Pasti ia akan datang,” ucapnya dengan penuh harap. Harapan, hanya itu yang ia punya saat ini dan mungkin juga esok. Paginya kini ditemani udara dingin dan klakson kendaraan yang   lalu-lalang. Ia begitu menyukai udara pagi, tapi tak menyukai suara kendaraan. “Tak ada fajar hari ini,” kata Ibunya sembari mengusap rambut Alia. “Pasti ada Bu,” jawab Alia. Ini bulan Juni, dibanding fajar, gerimislah yang lebih banyak membuka pagi. “Tidak ada fajar hari ini,” kata Alia kepada ibunya. Di luar sana gerimis. Alia tahu. Dulu, ia menyukainya. Jadi, tak mudah untuk melupakan. Rintiknya menemani rintihnya. Matanya berurai ...

Pasarre

Gambar
Beberapa waktu yang lalu akhirnya kesampaian makan pasarre, salah satu makanan tradisional di kampungku. Tuhan memang Mahabaik. Beberapa hari sebelumnya, saya curcol ke Ibu betapa rindunya saya dengan santapan tersebut. Ibu saya bilang bahwa makanan yang terbuat dari beras ketan dan gula merah tersebut, sudah tidak dijual lagi di pasaran. Eh tanpa diduga dan diharapkan, bibi saya datang bawa takjil.  “Ndah, Papabuka (takjil) kutaruh di meja nah,” katanya teriak. Setelah mandi saya samperin dong itu meja,   saya lihat ada sepiring kuah gula aren. Saya menebak itu cendol, dan betapa kagetnya saya ketika mengaduk air gula aren tersebut, tidak ada apa-apa di dalamnya. “Gak masuk akal,” kataku saat itu. serius, ini antara bingung, kesel, dan mikir kalo lagi dikerjain. “Ma, apa ini?” “Passarre,” “Mana pasangannya (nasi ketan) ?” “Itu di sampingnya,” Anjay, kaget saya. Saya kira itu nasi semalem. Pasarre yang ada di pikiran saya itu, nasi ketannya bundar dan p...